Malam Tadi, Saya Harap Kau Menangis

You may also like...

1 Response

  1. poetryheart says:

    betul penyesalan bisa diobati. diantaranya dengan menulis. saat tertentu saat proses penyesalan itu berjalan kadang aku tdk bisa melakukan apa-2 apalagi menulis hanya terbengong dgn tindakan bodohku. aku terakhir nangis tgl 9 oktober 07 (mau aakhir puasa) tak seorangpun tahu apa sebabnya. waktu itu aku langsung menepi di garasi yang biasa utk tidur dan sholat di sudut bangunan kantorku. dua temanku -perempuan- yang ruangnya dkt dg ruangku hanya menagkap aku sdg sangat sedih. sampai skg tak seorangpun kuberitahu tg hari itu, siang itu. sorenya dg tubuh lemas dua kawanku tadi ngajak aku jalan di sebuah toko sederhana yg sangat ramai di daerah mojosongo masih terus ke timur. toko anugerah. menjelang lebara toko itu sangt ramai. kami bertiga menyatu dg kerumunan mnjelang lebaran. slah satu diantar kami tdk puasa krn katholik , aku dan kawan satunya puasa.badanku sangat lemas dan loyo, kesedihan siang td ada pengaruh ke badanku, ada sms dari teman redaksi pawon sas, jika ayah seorang teman meninggal, . INnalilahi, tapi aku tdk bisa dtg stelah membalas pesan itu. menjelang magrib kita bertiga buka di RM Parahyangan -ayam goreng- pojok depan Pctakan Tiga Serangkai. kebetulan aku jadi bos teman2ku hari itu. yah aku sdh melupakan kesdihan yg menimpaku siang tadi. krn air mata telah tertumpah cukup lama. trims RIs krn telah berbagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>