Aku Selalu Menyukai Suasana Stasiun

You may also like...

3 Responses

  1. puitri says:

    itulah yg penting Ris: tergantung siapa disamping kita kan. setasiun bagiku juga sangat unik, sebab bangunan tua yang indah peninggalan jaman BElanda menimbulkan kesan magis. banyak sejarah sudah tertumpah disitu. sepasang kekasih yg berperang dll. aku juga setasiun, aku lebih banyak sendiri di setasiun.. (besrsambung, tetst dulu ini bisa sent ndak?

  2. puitrihati says:

    maksudku tadi sepasang kekasih yang berpisah…, kisah perpisahan yg ditinggal perang. aku pernah dari solo ke yogya di setasiun tugu. sampai setasiun telp seseorang dari wartel (waktu itu blm ada hp), orang itu yang sangat istimewa waktu itu tidak ada. akupun pulang lagi kesolo dg kereta berikutnya. lalu terulang lagi , tapi aku sempat menunggu, waktu itu ada anak laki-laki kecil yang menyemir sepatuku, di setasiun TUgu, sekarang sdh nggak ada. hatiku yang sedah patah, jadi terhibur sedikit oleh anak kecil penyemir sepatu itu, dan sepatuku kembali bersinar. (wah iya, bikin puisi ah).. yah kenangan itu tak kan terulang. aku hampir sellau sendiri di setasiun. tapi aku selalu berjumpa dengan org yang kukenal, atau tak kenal jadi kenal. di setsiun gambir aku pernah ketemu org yang baru kukenal (gadis berjilbab, waktu itu jarang orang pakai jilbab), dia menunggu kekasihnya, aku sendirian, lalu kita kenalan, aku ingat, ia mentraktirku kentucy fried cikhen. kalo aku lagi fit pada dasarnya aku orang yang mudah ketemu teman baru. (menyenangkan kalau diingat). kelihatannya ada seribu satu kisah di setasiun. aku pernah sdh samapai dalam kereta, tapi kereta belum berangkat. tiba2 ada sms bahwa dokter yg mau kutemui batal krn ada acara nmendadak, ya sdh krn tdk ada yg akan kukerjakan di yk, aku pun turun lagi dari kereta yg hampir berangkat. tiketpun angus. dulu aku naik prameks masih 1500 perak. keretanya blm bagus gitu, msh pakai gerbong klas ekonomi yg solo-jkt itu. aku ingat waktu itu aku berlai-lari setelah turun dari bus jalur 4 bersama beberapa mahasiswa . kereta prameks yang baru meninggalkan setsiun sampai maliboro menghentikan keretanya karena melihat kami berlari -lari, wakh asyik sekali men, skg nggak mungkin itu terulang.
    pernah juga dari setasiun purwosari kereta yang mau berangkat dihentikan oleh tukang sapu setasiun yang gundul itu, k karena aku berlari-lari mengejar kereta. kmarin aku naik kereta tdk ketemu dia, akhir2 ini aku jarang ketemu pak tua gundul tukang sapu setasiun purwosari aduh.. tulisanmu tg setasiun, membangkitkan berjuta kenanganku di setasiun. yanh aku akan menuliskan ny adalam cerpen atau novel…:) thanks tulisanmu ya RIs..btw latar belakang setasiun romantis lho jika difoto utk bakal pre wedding, aiih

  3. haris says:

    terima kasih, mbak atas komentarnya yangpanjang. aku jarang pergi dg kereta, mbak. jadi pengalaman di stasiun dg orang yg kita sayang itu bener2 beda, gak tahu lah. ada semacam suasana magis begitu. ternyata pengalaman mu banyak mbak. ayo al tunggu cerpen ato novel aja, mbak! kapan km aktifin lagi blog-mu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>