Dari Jogja untuk Maroon 5
Kehidupan Bayu Santoso berubah cukup drastis sejak 7 Oktober 2014. Mulai hari itu, kesibukannya bertambah banyak karena dia harus melayani permintaan wawancara dari berbagai media massa, termasuk undangan tampil di sejumlah acara televisi di Jakarta. Semua itu gara-gara kompetisi desain album grup band Maroon 5 yang berhasil dimenanginya baru-baru ini.
“Beberapa jam lalu saya baru saja pulang dari Jakarta untuk memenuhi undangan wawancara di beberapa stasiun televisi swasta dan radio di sana,” kata Bayu saat saya temui, Sabtu, 19 Oktober 2014 sore, di kos-kosannya di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bayu berangkat ke Jakarta sejak Rabu, 15 Oktober dan berencana pulang ke Yogyakarta keesokan harinya. Namun, rencana itu batal karena jumlah stasiun televisi dan radio yang ingin mewawancarainya terus bertambah. Akibatnya, janji wawancara dengan beberapa media di Yogyakarta pun terpaksa diundur. “Awalnya cuma mau dua hari di Jakarta tetapi malah nambah sampai empat hari,” kata pria berusia 20 tahun itu.
Selama beberapa waktu terakhir, nama Bayu Santoso memang menghiasi berbagai pemberitaan media massa di Indonesia. Ketenaran mendadak itu terjadi sesudah mahasiswa Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut memenangkan lomba desain album Maroon 5 yang bertajuk “V”. Pengumuman Bayu sebagai pemenang dimuat di situs resmi grup band asal Amerika Serikat itu pada 7 Oktober 2014.
Kemenangan Bayu awalnya diperbincangkan secara terbatas oleh para penggemar Maroon 5 di Indonesia. Namun, lama-kelamaan, berita itu menyebar secara luas di media sosial, misalnya Twitter dan Facebook. Pujian pun mengalir ke Bayu. Tak lama kemudian, dia pun diburu para wartawan untuk diwawancarai. “Terus terang, saya enggak menyangka bakal jadi heboh seperti ini,” kata pria kelahiran Yogyakarta, 16 September 1994 itu.
Maroon 5 merupakan grup band asal Kota Los Angeles yang cikal-bakalnya sudah terbentuk sejak tahun 1994. Para pemain band yang dikenal dengan genre musik pop rock itu antara lain adalah Adam Levine (vokalis), Jesse Carmichael (gitar dan keyboard), Mickey Madden (bas), dan James Valentine (gitar). Grup ini antara lain dikenal dengan lagu “She Will Be Loved”, “Make Me Wonder”, “Misery’, dan “Moves Like Jagger”.
Sejak 2002, Maroon 5 sudah mengeluarkan empat album studio, termasuk “V” yang dirilis pada 2 September 2014. Manajemen band yang berkali-kali meraih penghargaan itu kemudian bekerja sama dengan situs Creative Allies menyelenggarakan kompetisi desain kover alternatif untuk album “V”. Creative Allies merupakan situs yang kerap menggelar kompetisi desain terkait musisi, film, aneka festival, dan lainnya.
***
Bayu pertama kali mengetahui pengumuman kompetisi desain album “V” dari akun Facebook penggemar Maroon 5 di Indonesia pada Agustus 2014. Karena penasaran, dia lalu mencari informasi ke website Creative Allies. “Saya tertarik ikut lomba karena memang suka lagu-lagu Maroon 5. Akhirnya nyoba ikut saja, siapa tahu bisa menang,” kata dia.
Bayu mengaku sudah memikirkan konsep desain untuk lomba itu sejak 1 September 2014. “Proses pengerjaannya hanya sekitar tujuh hari. Hasil desainnya baru benar-benar jadi tanggal 30 September, bertepatan dengan hari terakhir pengiriman karya,” ujar mahasiswa semester tiga ISI Yogyakarta itu.
Karya desain Bayu itu berupa kepala harimau dengan hiasan aneka ukiran dan huruf V di wajahnya. Untuk membuat karya itu, Bayu awalnya menggambar sketsa di kertas, lalu diolah kembali di komputer menggunakan pen tablets dan program Adobe Photoshop. “Ukiran pada kepala harimau itu saya ambil dari berbagai hiasan yang ada pada furniture di Indonesia dan negara-negara lain. Kalau diperhatikan, ukiran di bagian kuping harimau itu mirip dengan ukiran Jepara,” ujar dia.
Bayu menuturkan, dia memilih gambar harimau karena beberapa waktu belakangan memang sedang senang menggambar hewan itu. Awalnya, dia sempat ingin menggambar burung hantu untuk lomba tersebut, namun niat itu dibatalkan karena gambar burung itu sudah sering dipakai oleh desainer lain.
“Saya sama sekali enggak mengaitkan desain saya dengan lagu Maroon 5. Tapi mungkin setelah ini ada yang mengaitkan gambar harimau itu dengan lagu baru Maroon 5 yang berjudul ‘Animal’,” kata putra kelima dari lima bersaudara itu.
Sebagai pemenang kompetisi desain album “V”, menurut situs Creative Allies, Bayu berhak mendapat uang tunai 500 dolar AS atau sekitar Rp 6,3 juta, dua tiket konser Maroon 5 yang berlaku di negara manapun, CD album grup band itu, serta aneka suvenir. Yang lebih membanggakan, desain karya Bayu itu juga akan dipakai sebagai kover album “V” edisi terbatas yang hanya dicetak sebanyak 500 keping, baik dalam bentuk CD maupun piringan hitam.
“Hadiah uangnya memang tidak terlalu banyak. Tapi, bagi saya, yang penting bukan banyaknya uang itu, tetapi kebanggaan karena berhasil menang dan manfaat yang saya dapat setelah kemenangan ini,” kata pria yang memiliki nama panggilan Bayo Gale itu.
Sebelum memenangi lomba desain album “V”, Bayu pernah memenangi kompetisi mendesain poster untuk Billy Joel, penyanyi legendaris Amerika Serikat. Dalam kompetisi yang juga diselenggarakan Creative Allies itu, Bayu mendesain poster untuk mengenang konser legendaris Billy di Rusia tahun 1987 yang bertajuk “A Matter Of Trust: The Bridge To Russia”.
***
Bayu mulai belajar desain sejak masih duduk di kelas 2 SMK Negeri 1 Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. “Saya belajar dari seorang teman yang waktu itu kuliah di ISI Yogyakarta. Awalnya sih lihat gambar-gambar dia kok bagus, jadi ingin ikut belajar gambar juga,” ujar dia.
Pembelajaran itu ternyata tak sia-sia. Hanya beberapa bulan sesudah belajar desain, Bayu sudah berhasil menjual karyanya. Waktu itu, Bayu aktif mempromosikan karyanya melalui grup Facebook yang beranggotakan desainer dari berbagai negara. “Order pertama saya dari sebuah perusahaan kaos di Yogyakarta. Dia minta saya membuat desain untuk kaos-kaosnya,” kata Bayu.
Pada saat yang lain, Bayu yang sedang kekurangan uang mengunggah karya desainnya ke Facebook. Ternyata, ada perusahaan kaos dari Kolombia yang membeli karya itu dengan harga Rp 1,2 juta. “Waktu itu, bapak saya sedang sakit sehingga saya agak kekurangan uang jajan. Makanya saya coba aja upload hasil desain ke Facebook, eh ternyata ada yang beli,” kata dia.
Sejumlah karya lain Bayu juga pernah dibeli oleh perusahaan kaos dari negara lain. “Ada yang dihargai Rp 2,5 juta. Mungkin bagi orang lain, harga itu sangat murah tapi bagi saya sudah lumayan,” kata dia. Sejak masih duduk di bangku SMK sampai sekarang, Bayu juga terus mendesain gambar untuk perusahaan kaos di Bandung, Jawa Barat.
Dalam beberapa waktu ke depan, dia juga merencanakan pameran tunggal karyanya di Bandung. “Pameran itu sudah saya rencanakan sebelum menang kompetisi desain album Maroon 5. Lewat pameran itu, saya ingin memperkenalkan diri ke publik,” kata dia. Dalam jangka panjang, dia juga berencana mendirikan perusahaan kaos yang produknya ia desain sendiri. Tampaknya, Bayu telah mantap memilih desain sebagai jalan hidupnya.
NB: versi lain tulisan ini pernah dimuat di Harian Kompas tanggal 22 Oktober 2014
Sukses selalu buat bayu dan yang nulis artikel juga ☺️