Digoyang Ombak Nglambor

Cuaca cerah menyambut kedatangan Abdul Rouf (20) dan dua temannya di Pantai Nglambor, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu pagi, 18 Februari lalu. Sesudah memarkir sepeda motor dan menuruni jalanan tanah yang berbatu, tiga lelaki itu segera berkeliling pantai. Debur ombak, pasir putih, dan bukit karang besar membuat mereka terpesona.
Tak perlu waktu lama bagi Rouf dan kawan-kawan untuk jatuh cinta pada keindahan Nglambor yang sebelumnya hanya mereka lihat melalui foto-foto di media sosial. Perjalanan selama dua jam mengendarai sepeda motor dari Kota Yogyakarta pun terasa tak sia-sia.
“Ini pantai yang lagi banyak dibicarakan di media sosial Twitter dan Instagram. Ternyata memang bagus,” kata Rouf yang bergegas melepas celana panjang, lalu menceburkan diri ke air.
Namun, Rouf dan temannya tak puas sekadar bermain air. Sebab, tujuan mereka mengunjungi Pantai Nglambor adalah melakukan snorkeling atau aktivitas selam permukaan. “Sayang banget kalau ke sini tapi enggak snorkeling karena yang ramai di media sosial itu kan aktivitas snorkeling di sini,” tutur Rouf yang kuliah di sebuah sekolah pariwisata di Yogyakarta.
Snorkeling memang menjadi daya tarik utama Nglambor dan membuat pantai itu menjadi primadona baru di antara banyak pantai di Gunung Kidul. Selama ini, deretan pantai di bagian selatan Pulau Jawa, termasuk di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dikenal sebagai perairan dengan ombak tinggi dan besar sehingga para wisatawan tak diperkenankan berenang atau menyelam di sana.
Itulah kenapa, dalam hal aktivitas snorkeling dan menyelam, pamor pantai selatan Jawa kalah dengan perairan di sudut-sudut lain Indonesia. Meskipun DIY memiliki banyak pantai yang tersebar di tiga kabupaten, yakni Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo, kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke sana harus puas dengan bermain air di pinggir pantai atau malah hanya memandang ombak dari kejauhan.
Namun, “cerita sedih” itu mulai berubah seiring pembukaan pantai-pantai baru di Gunung Kidul sejak beberapa tahun terakhir. Kini, setidaknya ada dua pantai di Gunung Kidul yang aman untuk dipakai snorkeling, yakni Pantai Sadranan dan Nglambor. Di antara keduanya, Nglambor lebih banyak dibicarakan saat ini karena dianggap sebagai pantai baru yang belum banyak dijamah wisatawan.
***
Pantai Nglambor terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul, dan berjarak sekitar 75 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Perjalanan dari Yogyakarta ke sana dengan kendaraan pribadi membutuhkan waktu sekitar dua jam. Letak Nglambor berada di dekat Pantai Siung yang sudah lebih dulu dikenal wisatawan.
Untuk mencapai Pantai Nglambor, kita akan melewati Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Siung. Di pos tersebut, wisatawan diminta membayar retribusi sebesar Rp 5.000. Sesudah melewati TPR Pantai Siung, kita bisa menemukan petunjuk arah ke Nglambor. Jalur masuk ke pantai itu masih berupa jalan tanah berbatu yang menurun dan tak terlalu lebar sehingga pengendara kendaraan bermotor harus berhati-hati.
Pantai Nglambor berada di semacam teluk yang diapit dua bukit karang besar. Keberadaan bukit karang itulah yang membuat ombak di Nglambor menjadi tak terlalu tinggi dan besar sehingga pantai itu aman untuk berenang dan snorkeling. “Meskipun begitu, wisatawan yang melakukan snorkeling di sini tetap harus hati-hati,” kata Yusuf Adhitya Putratama (23), pengelola Bintang Nglambor Snorkeling, yang menyewakan perlengkapan snorkeling di Pantai Nglambor.
Menurut Adhitya, sebelum mengajak wisatawan melakukan snorkeling di Nglambor, dia dan teman-temannya biasa mengamati tinggi ombak lebih dulu. Waktu yang paling tepat untuk snorkeling adalah ketika ketinggian air laut dalam kondisi sedang. “Kalau pas pasang, ombaknya tinggi dan kuat sehingga berbahaya. Tapi kalau air sudah surut, tentu kita enggak bisa snorkeling,” tuturnya.
Untuk menjaga keselamatan wisatawan, Adhitya memberlakukan standar yang ketat. Saat air pasang atau ombak sedang tinggi, dia tak memperbolehkan wisatawan melakukan snorkeling. “Walaupun si turis merengek-rengek, kami tetap enggak mau menyewakan perlengkapan snorkeling kalau ombak sedang tinggi. Sebab, keselamatan tetap yang utama,” ujarnya.
Salah satu hal unik saat snorkeling di Nglambor adalah adanya ombak yang cukup besar sehingga membuat tubuh kita bergoyang. Saat sedang asyik berenang sambil mengamati aneka ikan dan terumbu karang, wisatawan akan dikejutkan dengan kedatangan gelombang air laut yang menggoyang badan.
Hal itu bisa saja dianggap sebagai gangguan yang jarang ditemukan saat snorkeling di perairan yang tenang, tetapi bisa juga dianggap sebagai sensasi yang menyenangkan. “Cukup menyenangkan snorkeling di sini, pemandangan bawah lautnya bagus,” kata Rheza Prima Putra (20), wisatawan asal Yogyakarta.
Ramudita (32), rekan Adhitya di Bintang Nglambor Snorkeling, menuturkan, ada banyak jenis terumbu karang dan ikan yang bisa ditemukan di Nglambor. Beberapa jenis ikan itu memiliki warna yang indah dan bentuk unik, misalnya ikan trigger, morish idol, blue devil, dan lainnya.
***
Adhitya menjelaskan, Nglambor mulai dikenal sebagai tempat snorkeling sekitar empat bulan lalu, saat dia dan beberapa teman aktif mempromosikan pantai itu melalui media sosial, terutama Twitter dan Instagram. Akun Twitter @PantaiNglambor dan Instagram pantai_nglambor buatan Adhitya sangat aktif menampilkan foto dan informasi soal keindahan Nglambor.
Kini, tiap hari, Bintang Nglambor Snorkeling rata-rata melayani 5-10 orang wisatawan yang ingin melakukan snorkeling. Biaya sewa peralatan snorkeling untuk tiap orang selama satu jam adalah Rp 50.000. Ongkos itu termasuk jasa foto bawah air sebanyak tiga frame. Jasa foto ini menjadi salah satu daya tarik tambahan karena wisatawan masa kini memang selalu tertarik memamerkan foto saat berwisata.
Adhitya menambahkan, wisatawan yang mengunjungi pantai itu tak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga negara lain, misalnya Perancis, Singapura, dan Belanda. “Kalau mau snorkeling di Nglambor, sebaiknya jangan pas akhir pekan atau hari libur karena pada masa itu biasanya banyak pengunjung sehingga kenyamanan saat snorkeling akan terganggu,” katanya.
NB: versi lain tulisan ini pernah dimuat di Harian Kompas tanggal 20 Februari 2015. Foto diambil oleh Bintang Nglambor Snorkeling.
Komentar