Sebuah Pemilu Tanpa Ideologi

You may also like...

14 Responses

  1. zenteguh says:

    pertamax apa kabar mas…

  2. zenteguh says:

    saya jadi ingat omongannya pengamat politik J Kristiadi bahwa Partai Demokrat itu bukan parpol. Partai Demokrat hanyalah SBY Fans Club. Dahsyatt…dan saya setuju itu.

  3. sawali tuhusetya says:

    pemilu di negeri kita terkenal mahal, mas haris, sayangnya dari pemilu ke pemilu tak tak juga ada perubaham.

  4. hedi says:

    di Indonesia ga ada istilah pendukung setia, semua oportunis dan tergantung prospek duitnya 😉

  5. meylya says:

    memprihatinkan keadaan negara ini

  6. yoan says:

    hummm..

    pengen reply hedi…
    saya cuma inget temen2 saya yg kader n simpatisannya pks,
    kaga pake di kasi duit (gak pernah malah) juga berangkat kampanye…

    …karna udah ‘cinta’ kali ya…

  7. Dony Alfan says:

    Ya, ini lebih kepada soal pragmatis daripada ideologis. Maunya cari kenyang, ideologi sudah mati 😀

  8. haris says:

    @ zenteguh
    saya baik2 saja, mas.

    @ yoan
    tapi PKS pun tak lepas dari mobilisasi massa saat kampanye kmrn kan? memang ada kader2nya yg ideologis, tapi kadang ada caleg yg masih harus merasa mendatangkan massa tambahan.

    @ dony
    sprti kata Daniel Bell: kita hidup di era akhir ideologi, don!

  9. jumal029 says:

    Umm betul itu mas atribut yang kita pakai tidak melambangkan kita pendukung setianya si yang punya atribut,makasih mas da mampir di blog aku,oy,mas kenapa engga ngeblog di WP biar lbh mudah ksh komenya.kan bisa di impor juga artikelnya

  10. rezKY p-RA-tama says:

    ya gitu lah, di indonesia masih kacau gini pemilunya,,hehehe
    skrg mah tambah gampang jadi caleg lagi yang penting punya duit gitu,,

  11. Fans Indonesia says:

    Kesimpulannya, supaya parpol menang hanya dibutuhkan uang dan tokoh yang benar, setidaknya untuk saat ini.

  12. rumahsejutaide says:

    Memang begitulah, jika ingin menang pemilu harus punya tokoh yang kuat seperti Pak SBY itu dan punya uang banyak. Ideologi menjadi tidak penting lagi…. Jadi ada benarnya juga bahwa Demokrat itu bukan partai, tapi SBY fans club. Jika demikian, saya khawatir nasib Demokrat pada pemilu lima tahun mendatang setelah Pak SBY tak bisa lagi jadi calon presiden…. Gimana ya?

    Rumah Sejuta Ide

  13. |a says:

    kan ideologi sudah diamputasi imagologi, ris

  14. ezra says:

    hmm… bukannya politik itu memang pragmatis? yg kemudian perlu dipertanyakan adalah motivasi apa yg mendasarinya saja. memang pada awalnya kita dipandu oleh ideologi. tapi pada titik tertentu, bukankah memang harus ada yang dikompromikan dan dipadupadankan? demi kepentingan yang lebih besar seperti kesejahteraan rakyat, misalnya.
    catatan: saya rasa para politisi indonesia blm sampai pada taraf itu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>