Category: Seni

sapardi-djoko 13

Jalan Pulang Sapardi

Sapardi Djoko Damono, dengan topi pet hijau pupus, blazer warna krem, dan celana panjang kelabu, bangkit dari tempat duduknya. Dengan langkah-langkah pelan, nyaris seperti tertatih, ia menuju panggung. Tepuk tangan dalam durasi...

Puisi Sebagai Subversi 17

Puisi Sebagai Subversi

Dalam kehidupan manusia, sebuah puisi seharusnya hadir sebagai sebentuk subversi. Sebagai bagian dari fiksi, puisi sudah sepantasnya datang sebagai semacam alternatif guna membikin “yang berbeda” hadir pada hidup kita yang belakangan ini...

Asyik-Santai Desakralisasi Sastra Jawa 28

Asyik-Santai Desakralisasi Sastra Jawa

Apa sebenarnya yang menyebabkan sastra Jawa modern tinggal di dalam ruang yang sepi? Benarkah hanya disebabkan oleh globalisasi yang makin menggeruskan kebudayaan dan bentuk-bentuk seni lokal? Ataukah justru penyebabnya adalah masalah internal...

gundono 19

Gundono dan Wayang yang Tak Selesai

Di tangan Slamet Gundono, wayang adalah ihwal yang tak selesai. Selalu saja ada improvisasi yang kadang edan kadang nakal, lucu, juga politis, yang menyertai pertunjukan-pertunjukan wayang Gundono. Barangkali, kita akan menyimak paradoks:...

Sastra Jawa Tanpa Desa 24

Sastra Jawa Tanpa Desa

Ada sebuah paradoks yang saya rasakan saat menghadiri Festival Sastra Jawa dan Desa 2009 pada 4-5 Agustus lalu. Berhasrat mendekatkan sastra Jawa dengan masyarakat pedesaan, yang selama ini diasumsikan sebagai habitat tersuburnya,...

Anak-anak dari Dusun Global 20

Anak-anak dari Dusun Global

Perlahan-lahan ada yang sedang berubah dari dunia anak-anak di sekeliling kita. Sebuah pergeseran yang terjadi dalam imajinasi mereka, juga ketertarikan, dan harapan-harapan. Kebudayaan anak-anak Indonesia tak mungkin lagi dianggap sebagai ruang sempit...

Dan Keresahan Makin Akrab 12

Dan Keresahan Makin Akrab

Indonesia hari ini adalah sebuah dunia yang resah. Dan, kebanyakan seni yang tercipta di masa ini seringkali jadi cermin yang memantulkan keresahan itu. Asep, Budi, dan Jajang berdiri berjejer. Ketiganya masih mengenakan...

Cecabang Jalan Akademisi Sastra 17

Cecabang Jalan Akademisi Sastra

(Tanggapan untuk Esai Aries A Denata SS di Solopos) Dunia kesusastraan selalu berisi banyak jalan dengan cecabang yang plural dan tak bisa dipersamakan. Sekian jalan yang barangkali kita temui saat menyusuri dunia...

Punggung 21

Punggung

— obrolan imajiner dengan Dewi Lestari Momen pembacaan karya sastra, bagi saya, seringkali terasa bagai sebuah percakapan: antara saya yang pembaca dengan penulis kisah yang bahkan wajahnya sebenarnya samar-samar saja terlihat. Kadangkala,...

“Telimpuh”: Suatu Interpretasi 6

“Telimpuh”: Suatu Interpretasi

1. Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani (HAH), ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Sajak-sajak dalam antologi itu seolah mewujud menjadi...