Category: Seni

Huruf-huruf yang Kembali ke Bumi 1

Huruf-huruf yang Kembali ke Bumi

Dalam hal pendobrakan terhadap konvensi estetik lama dalam dunia puisi, kita harus belajar pada Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Colzum Bachri, Afrizal Malna, dan tentu saja Joko Pinurbo. Tapi dalam hal...

Malin Kundang di Tapal Batas 0

Malin Kundang di Tapal Batas

Kalau benar bahwa—seperti dinyatakannya sendiri—Goenawan Mohamad adalah seorang Malin Kundang, maka ia adalah Malin Kundang yang tak pernah sepenuhnya “pergi” dan oleh karena itu, ia juga tak sepenuhnya “durhaka”. Hamid Basyaib, dalam...

“Sajak Itu Sudah Bisa Disuruh Bicara Sendiri” 0

“Sajak Itu Sudah Bisa Disuruh Bicara Sendiri”

(Sebuah “Wawancara Imajiner” dengan Toto Sudarto Bachtiar) Penyair Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada Selasa, 9 Oktober 2007 lalu. Penyair kelahiran Cirebon itu meninggal tiga hari sebelum ia berulang tahun yang ke-78....

Segepok Obrolan Setelah Buka Puasa 0

Segepok Obrolan Setelah Buka Puasa

Memasuki halaman luas dengan sumur di depannya itu, saya melihat sudah banyak motor yang diparkir. Lalu, menengok ke sebuah ruangan di samping halaman itu, saya tahu kalau saya telat: sudah banyak wajah...

Bermain Tebak-tebakan dengan Aan Mansyur 0

Bermain Tebak-tebakan dengan Aan Mansyur

Saya bayangkan seorang penyair (yang laki-laki) mengintip dari balik jendela. Di luar, hujan sedang turun dengan derasnya. Hujan membasahi kolam ikan, rerumputan, dan pucuk-pucuk daun. Si penyair tadi masih mengintip dari balik...

Belajar dari "Celana Dalam" Jokpin dan HAH 0

Belajar dari "Celana Dalam" Jokpin dan HAH

Ketika mengunjungi blog Hasan Aspahani (HAH) beberapa waktu lampau, saya menemukan sebuah sajak milik Joko Pinurbo (Jokpin) untuk HAH. Guna keperluan tulisan ini, sajak itu akan saya kutip keseluruhan: Puasa (kepada penyair...

SIEM 2007: Sebuah Catatan (Amat) Pendek 2

SIEM 2007: Sebuah Catatan (Amat) Pendek

Perempuan itu tampak kuyu, dengan balutan pakaian yang didominasi warna putih. Ia duduk di atas ranjang, di sampingnya ada sebuah tiang penyangga infus. Di dekatnya ada meja tempat menaruh obat, makanan, dan...

Yogya, Puisi, dan Lain Sebagainya (2) 0

Yogya, Puisi, dan Lain Sebagainya (2)

Berkemeja sederhana, memakai sandal, dan tas kecil yang menggelayut pundaknya, lelaki itu berjalan agak tertatih. Kentara kalau jalannya sedikit tak lincah. Rambutnya acak-acakan, sedikit kelabu. Wajahnya seperti orang bosan, berkali-kali menghela nafas....

Yogya, Puisi, dan Lain Sebagainya (1) 1

Yogya, Puisi, dan Lain Sebagainya (1)

Pagi itu, sekitar jam delapan kurang sepuluh menit, akhirnya saya tiba di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Lega, begitulah saya mengucap dalam hati. Setelah menempuh jarak Solo-Yogya sepanjang hampir 70 kilometer dengan sepeda...