Puisi Sebagai Subversi

You may also like...

17 Responses

  1. nahdhi says:

    Kalau yang reversi itu yang bagaimana?

  2. cyzko says:

    klo mbah surip gimana mencerminkan keaadaan yang bagaimana mas………

  3. elmoudy says:

    sepakat sob.. bagian subversif akan menjadi sisi pendobrak atas stagnasi yang menghinggapi budaya saat ini..

    mencoba merekonstruksi sistem, dan mengenalkan jalan ketiga
    puisi ini sepertinya mengalir di satu level di bawah batas sadar manusia..
    ia seperti air bawah tanah yang secara tak disadari menghidupi hutan, dan menjaga keberlangsungan air sumur yang dikonsumsi masyarakat.
    puisi yang punya daya.

  4. ada juga penyair yang merasa alergi dengan sajak2 protes dan subversif, mas haris. ada yang bilang, masa2 semacam itu sdh berlalu. mereka kembali menjadi pemuja estetika semata.

  5. Puisi adalah ungkapan hati dan jiwa yang kadang tidak terwakilkan oleh perbuatan

  6. udienroy says:

    salam kenal uiyh. mantap tenan puisinya. sip sip

  7. tary says:

    puisi…bikin puisi yg indah itu sulit ya?

  8. topanz says:

    saya kok sudah lupa ya, gimana rasanya nge hayatin puisi sejak lulus kuliah

  9. yulian says:

    Setuju , sebab puisi adalah ekspresi hati dan perasaan yang paling dalam.

  10. D3pd says:

    Selamat Hari Ibu, Natal dan Tahun Baru 2010…

  11. annosmile says:

    merasakan kunjungan pertama di blog baru
    selamat ya mas

  12. bunga api says:

    keindahan sebuah puisi terletak pada usahanya memenangkan sosialisme, puisi yang menjadi pembebas ditengah situasi kehidupan yang menindas

  13. dhodie says:

    Yep, saia belum melihat nih puisi2 bernuansa sosial yang biasanya hadir memprotes jaman.

  14. ciwir says:

    sampai saiki masih misteri juga kematian wiji tukul iku yaw…
    subversif oh dasar penguasa

  15. masmpep says:

    saya bukan penyair. saya sulit memahami estetika puisi. lewat puisi-puisi pamflet-lah saya menikmati jenis seni satu ini. dan terutama, puisi subversi.

  16. puisi itu tidak dicari, cukup pejamkan mata, terbangkan lamunan, tersenyum kegilaan, dan tiduri saja kata-kata. saat hamil, maka akan melahirkan puisi. bagaimana?

  17. agus raharjo says:

    terkadang saya ragu puisi adalah bagian dari sebuah imajiner penyair. kadang justru penyair ‘memberitakan’ dirinya dengan puisi.

    Puisi subversif? sealunan dengan gerakan (mahasiswa), memang sudah bukan jamannya lagi puisi pamflet. tapi pertanyaannya apakah puisi itu bisa dinikmati oleh stiap pembacanya? Baru-baru ini saya kepikiran itu terus… jangan-jangan puisi hanya ‘bisa dibaca’ sesama penyair. Tidak lebih. Karena terlalu ‘menyembunyikan diri’.

Leave a Reply to topanz Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>